Sabtu, 21 Januari 2012

CINTA IDEAL

untuk mencintai bukanlah hal yang sulit, karena mencintai adalah manusiawi. Namun jarang dari kita yang berani menyatakan 'tidak' kepada pihak yang secara naluri sangat kita cintai, padahal kita tahu bahwa mencintainya berarti mendzalimi diri sendiri dan orang lain,mencintainya berarti melanggar aturan Allah Swt atau mencintainya berarti menghalalkan segala cara. Hati dan pikiran mendesak lidah untuk mengatakan tidak tapi yang terucap adalah ya 'sebenarnya saya tahu itu haram, tetapi saya mencintai, tetapi saya kasihan kepadanya jodoh saya'.

sebaliknya, untuk menyatakan ya banyak dari kita yang sangat murah hati, bahkan diucapkan berulang kali seolah-olah orang yang kita cintai itu belum kita yakinkan. apalagi ya itu demi mencapai apa yang kita inginkan, maka apapun permintaaanya akan dilaksanakan. andai pun kata ya harus diucapkan berulang kali, bahkan dengan seribu janji, naka tak ada aral melintang tak ada alasan untuk merubahnya menjadi tidak.

mengatakan tidak memang resiko, menuntut tanggung jawab dan keberanian. ketika nabi Yusuf menyatakan tidak kepada istri penguasa yang bernafsu menggagahinya resikonya penjara atau di asingkan. ketika para pahlawan tanah air ini menyatakan tidak kepada kolonial, resikonya mati gantung,dipenjara, diasingkan atau dijauhkan dari orang-orang yang dicintainya. apalagi menyatakan tidak dalam urusan cinta sementara hati sepenuhnya mencintai dia, maka resikonya berjejer panjang. bisa menjadi frustasi karena cinta tak terbalas, atau minder karena takut jatuh cinta lagi karena berbahaya, atau dijauhi keluarga, diasingkan, diancam dan sederet penderitaan lainya.


budaya tidak sudah dimulai sejak para Nabi Luth menerima ajaran umatnya untuk menumbar nafsu atas nama cinta hingga melakukan seks nafsu atas nama cinta hingga melakukan seks bebas dengan esama jenis, Nabi Luth berani berkata tidak bahkan lebih dari itu, beliau berani menghadapi mereka dan menasehatinya untuk tidak menuruti setan,resikonya, beliau dijauhi umatnya. beliau diancam akan dibunuh, di boikot kebutuhan ekonominya dan mendapat teror yang berkepanjangan dan terus menerus. ketika nabi Muhammad mendapat ajakan dari kaum kafirin untuk sama-sama menyembah patung dengan kompensasi merekapun mau menyembah Allah.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar