Sabtu, 21 Januari 2012

Manusia Makhluk Ciptaan Allah yang Paling Sempurna!

Asal usul manusia adalah berasal dari air dan tanah. Atau dengan kata lain, jika seorang manusia ditinjau dari asal usulnya  berarti ia bersifat jasmaniyah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling indah, paling tinggi, paling mulia dan paling sempurna, dengan demikian tidak ada makhluk lain di alam ini yang menyamai keberadaan  manusia. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk Tuhan berpangkal dari manusia itu sendiri yang memang sempurna dari segi fisik, mental, kemampuan dan karya-karyanya.
Bisa jadi manusia dan binatang keduanya mempunyai indera yang sama seperti mata, telinga  dan lidah, namun yang menjadi tanda kemanusiaan manusia adalah bahwa ia mampu berbicara  untuk menjelaskan, mendengar untuk menyadari dan mengerti, melihat untuk dapat membedakan  dan mendapatkan petunjuk. Jika  kemampuan-kemampuan ini hilang dari manusia, maka hilanglah kemanusiaannya dan derajatnya turun sama dengan binatang.
Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak menjadikan Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-Nya  di bumi itu tentunya berdasarkan ilmu dan perencanaan-Nya yang sangat matang. Sebab itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30).
Kemuliaan tersebut  bukan karena subjektivitas Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya, melainkan berdasarkan standar ilmiah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat dan nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik  seluruh tubuhnya  yang demikian indah dan dinamis. Dengan demikian, manusia dianugerahkan berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan tersebut tidak diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka memperoleh kemuliaan-Nya.            Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan dilautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70).
Namun demikian, kemulian manusia erat kaitannya dengan komitmen mereka menjaga kelebihan-kelebihan tersebut dengan cara menggunakannya secara optimal dan seimbang sesuai dengan kehendak  yang telah dirancang Tuhan Pencipta.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka dapat memanfaatkan secara optimal tiga anugerah keistimewaan / kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emosional, dan Intelektual dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila terjadi penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk paling hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka kehilanan control atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki. Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di Mata Tuhan Pencipta dan di dunia.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf : 179).
Manusia dinobatkan jauh mengungguli semua makhluk bumi dan bahkan para malaikat, tetapi pada saat yang sama, mereka bisa tak lebih berarti dibandingkan dengan syaitan terkutuk dan binatang jahanam sekalipun. Manusia dihargai sebagai makhluk yang mampu menaklukkan alam, namun bisa juga merosot  menjadi yang rendah dari segala yang rendah.
Oleh karena itu, manusia sendirilah yang harus menetapkan sikap dan menentukan nasib akhir mereka sendiri, apakah menjadi makhluk yang terpuji, mencapai derajat yang tinggi atau sebaiknya menjadi makhluk yang lebih rendah derajatnya dibanding binatang serta tersesat. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk Allah SWT tidak dilihat dari segi fisik (kecantikan ataupun ketampanan seseorang), tapi sempurna dimata Allah SWT adalah siapa yang paling bertaqwa diantara mereka semua. Mari kita luruskan misi dan visi hidup kita agar sesuai dengan kehendak Tuhan Pencipta Allah SWT, semoga kita dapat tetap menjaga kemuliaan tersebut sehingga derajat kita tidak dipandang rendah baik di Mata Tuhan maupun di antara makhluk ciptaan-Nya, amin.

1 komentar: